Rintihan Seorang Anak yang takut menyampaikan yang
sebenarnya kepada Orang Tuanya
D
|
i awali ketika aku
mengikuti sebuah seminar yang mengangkat
dunia sputar psikologis seorang anak manusia. Pak
Teguh begitu sapaannya, seorang pakar psikologis yang menjelaskan materi yang
di bawakannya.
Beliau
menjelasan : Apabila seorang anak manusia tersita waktunya ataupun tidak
mendapatkan waktu untuk bermain atau memiliki teman yang dia inginkan atau
begitu pula dengan pelajaran yang seharusnya ia dapatkan di Usianya, maka
psikologis (jiwa) anak tersebut bisa di katakan sangat – sangat tertekan di
berbagai hal. Dimana dalam hal ni anak tidak menunjukkan rasa tertekannya
karena rasa malu dan takut untuk mengungkapkan yang sebenarnya, Hal ini sudah
lumrah terjadi pada kebanyakan anak di DUNIA terlebihnya lagi di Indonesia.
Teguh (psikolog) :
saya akan memberikan gambaran dari sebuah kisah nyata dari seorang anak yang
pernah saya jumpai pada saat melaukan Survei Di Kota Tarakan. Ia adalah seorang
anak dari keluarga menengah berkecukupan yang masih menyandang status sebagai
pelajar dikala itu, sehari-harinya ia melaukan aktivitas seperti anak Normal
lainnya. Tapi ada satu yang hilang dari kehidupannya di kala itu hingga
sekarang yaitu WAKTU untuk bebas berekspresi, bebas memilih teman, kebebasan
untuk memberikan pendapat dan juga kesempatan untuk mendapatkan apa yang
dibutuhkan oleh anak seusianya. Hidupnya penuh dengan Tekanan oleh Orang Tuanya
sendiri, Orang tua yang pnuh dengan ambisi untuk melihat anaknya Sukses.
Menuju
kata sukses Orang Tuanya melakukan segala hal yang menurutnya langkah itu
terbaik untuk anaknya. Tapi langkah yang Mereka lakukan salah, Mereka selalu
menyruh, melarang, dan tidak mau menepati apa yang telah ia janjikan kepada
anaknya. Merka melakukannya terus –
menerus tidak ingin tahu apakah yang dia lakukan berdampak buruk kepda anaknya.
Mereka hanya mengenal prinsip mereka
dan tidak mau mendengar rintihan kesakitan batin dari tekanan yang di
berikannya.
Teguh(Psikologis)
Saya sangat
kaget bagitu mendengar apa saja yang di katakan Orang Tuanya kepda anaknya.
DILARANG pulang di atas jam
10.00, DILARANG berteman,
DILARANG bermain, DILARANG membawa teman kerumah, DILARANG ikut-ikutan dengan
teman yg memiliki kecukupan, Bahkan DILARANG mengikuti Organisasi yang
bertujuan membentuk Mental Psikolog, Fisik, Jiwa Kepemimpinan, dan Juga Ilmu
Retorika. Dan juga perintah – perintah yang di tujukan kepada anaknya. Harus
Belajar sesuai dengan waktu yang tentukan, Ikuti teman yang mendapatkan gelar
Juara, Setiap Pulang sekolah Ikut Kerja untuk membantu membiayai sekolah dan
Kuliahnya nanti. Dan juga perintah – perintah lainnya yang sangat menkan Jiwa
anaknya. Satu alasan Jelas mereka yaitu Ingin melihat anaknya SUKSES.
Rintihan
Anak tersebut ketika Aku (Teguh, Psikologis) menanyakan yang apa yang Ia
inginkan, dan DO’A apa yang terbaik untuk masalah tekanan batinnya. (,“Ibu ,,
Bapak ,, Tolong aku ...... Aku akan
memberikan yang terbaik untuk kalian tapi tidak dengan cara seperti ini, aku tahu yang aku lakukan
selama ini salah , bukannya aku tidak mau mendengarkan kata – kata kalian tapi
begitu SAKIT yang ku rasa dengan cara kalian mengajar – ku, Aku bisa memberikan
apa yang kalian mau tapi Tolong ....... Tolong aku ... Ibu ,,,, Bapak ,,, jangan seperti ini,
dengan harapan kecil ku di tengah-tengah tekanan batin ku , Ku mohon tolong aku
..... Bebaskan aku, aku ingin sperti anak lain seUsiaku mereka mendapatkan apa
yang semestinya mereka dapatkan bukan CUMA janji dan janji yang membuat ku
semakin tertekan. Aku tahu Kalian tidak mempunyai Biaya lebih untuk mendapatkan
semua itu, tapi Tolong .... Jangan terus berjanji padaku. Aku takut di katakan
Durhaka, Aku takut mengatakan ini semua, karena sifat kalian yang seakan mau
memakan ku ..... Haruskah Aku mati untuk mendaptkan smua itu, Haruskah Aku mati
untuk merubah Prinsip yang kalian lakukan kepadaku
....
Pesan terakhirku, Jika Aku dan sebelum Aku Mendahului Kalian untuk menghadap
kepdaNya. Kuharap ini di dengarkan dan juga di lakukan kepada ku dan Juga
Adikku ,,, Tooolloonggg dengarkan Aku, Bebaskan aku, Aku mengerti apa yang
kalian mau dariku, aku akan melakukan semua itu, tpi tolong dengarkan aku
juga... Tepati Janjimu Wahai Cinta ku Seumur hidup, Aku menyayangi kalian
melebihi sayangku terhadap diriku sendiri. Nyawapun rela aku beri demi
melindungi Kalian Wahai Orang Tuaku Tercinta.”) “Seutas Kalimat yang terucapkan
dari seorang anak yang sangat mencintai Orang Tuanya. Dengan Deraian Air mata
yang terus mengalir Ia menjelaskan semua yang Ia rasakan.”
Dengan
Kisah yang saya gambarkan tadi, Seorang Anak yang di landa Begitu bnyak tekanan
Jiwanya saat ini Sudah mendekati Autis, yaitu penyakit gangguan syaraf yang di
sebabkan salah satu syaraf tidak berfungsi. Sebuah tekanan berlebih dapat
menyebabkan salah satu syaraf motorik di
Otak terputus, dan menyebabkan Ke – Autisan kepada penderitanya. Penderitanya
aka merasa tenang ketika melakukn apa yang ia mau sperti berguling, berbicara
sendiri, menyendiri, menjauhi orang lain, dan suka menyendiri di kala banyak
berfikir. Derita Autis ini jika terus menerus di landa Tekanan akan mengacu
pada ke-Gilaan, yaitu terputusnya semua syaraf kendali pada Otak.
Kita
semua dapat mengambil kesimpulan bahwa Orang tua seharusnya tidak memberikan
tekanan berlebih kepada Anaknya, beikanlah sebuah janji yang seharusnya Anda
tepati, bebaskan anak anda untuk berekspresi dan mengikuti apa yang membntu
mengembangkan kejiawaan dan proses belajar langsung pada anak, hindari
percekcokan pada anak yang mengakibatkan anak tidak mau mendengar pada
kata-kata anda, jangan mengecilkan mereka di depan teman-teman anda atas semua
kekurangan yang dimilikinya, lengkpi kekurangannya dengan cara yang Ia suka.
JANGAN paksa mereka, karena kebanyakan Anda tidak sadar telah memaksa mereka.
Dengan Ktinggian Anda yang menyandang Status Sebagai Orang Tua yang semetinya
harus di hargai oleh anaknya, Sadarilah, Jika ingin di hargai, hargai pula
mereka dengan mewujudkan apa yang semestinya mereka dapatkan.
SUKSES
,,, yaa Sukses itu adalah sebuah kata yang sering di ungkapkan Orang Tu Kepada
Anaknya. Tanpa tersadar langkah yang Orang Tua lakukan bukan malah membuat
anaknya menuju kata sukses malah menuju kata hancur. Kehancuran ia lah kata
yang terucap oleh Orang Tua dan Menyuruh Anaknya untuk menghindarinya.
Ingatlah
Kita Sebagai Orangtua di wajibkan memberikan yang terbaik untuk Anak, dengan
cara yang mereka sukai, bukan dengan cara merendahkan yang bersifat memaksa dan
lebih mengacu pada prinsip sendri untuk mendidik Anak.
ANAK
adalah rezeki dari Tuhan, Ingatlah ...... Apa yang kalian lakukan kepada Anak
kalian, Itu Juga yang akan mereka lakukan pada Anda, tentunya dengan cara mereka
sendiri. Apa yang Anda lakukan kepada Anak Adalah cerminan kepada anda.
Hidup ini hanya persinggahan semata waktunya sangat singkat jika dibanding kehidupan sesudah mati yang 1 hari disana sama dengan 100 tahun didunia jadi kalau umur kita 70 tahun lalu berpulang menghadap Ilahi berarti kita hidup tidak lebih dari 18 jam, begitu singkatnya hidup ini dan betapa rugi manusia bila tidak bisa memamfaatkan waktu yang singkat itu dengan melakukan sesuatu yang bermamfaat bagi diri dan orang lain,begitu banyak nikmat yang diberikan kepada kita yang tidak mampu kita jaga bahkan tidak sedikit dari kita yang salah menempatkan nikmat itu, dengan nikmat yang tak terhingga dan luar biasa itu kita dititip beberapa Amanah yang tentunya kelak kita pertanggung jawabkan dihadapanNya, amanah dapt memhatar kita surga namun amanah itu juga bisa menarik kita kedalam neraka jahannam, Ada amanah yang menarik kita simak yaitu ANAK ; tidak sedikit orang tua kewalahan, kebingungan, serba salah, mendidik anak, kita sepakat bahwa sumua orang tua menaruh harapan dengan masa depan yang lebih baik dari dirinya namun waktu terus berjalan, seiring tehnologi yang lebih maju juga dengan pengetahuan agama yang seadanya para anakpun terbawa arus tanpa kontrol nyaris tak terkendali saya berpikir dgn bertambahnya usia anak maka terproses secara alami tingkat cara berpikir yang menyesuaikan IQ masing2 sehingga dapat dipastikan bahwa dgn usia yang mendekati dewasa hingga dewasa sudah memilih dan memisahkan antara yang energi positip dan yang negatip yang berdampak bagi kelansungan hidupnya, saya sebagai orang tua yang paling tidak setuju bila ada orang tua yang tidak memberikan kebebasan untuk memilih dalam segala hal, namun saya mungkin orang tua yang pertama yg menentang jika ada orang tua yang cuek terkesan pembiaran tentang pertumbuhan anak yang sangat rentang dengan sifat keingin tahuannya terhadap hal2 yang negatip. “KeSUKSESan hanya butuh kemauan dan kerja keras” Suksesnya seseorang bukan wujud prestasi orang tua mendidik anak. Tapi membentuk Anak yang bermoral,, bertanggung jawab dan berahlak itu baru orang tua yang berprestasi .
click this link !!!!
Add Facebook >======>>> https://www.facebook.com/DienarsiiArdy
follow Twitter >======>>> https://twitter.com/ardinar26
Sumber
: Mario Teguh,Spd, Mpg
Sumber
penuh harapan tercipta sebuah kata